Program Studi Hubungan Internasional FISIP Universitas Budi Luhur menyelenggarakan Study Visit ke Malaysia – Singapura pada tanggal 16-19 Juli 2018. Sebanyak 62 mahasiswa mengikuti kegiatan ini dengan didampingi 4 Dosen Pembimbing diantaranya Dekan FISIP Fahlesa Munabari, Ph.D; Kaprodi HI Elistania, M.Si; Ka.Lab HI Tulus Yuniasih, M.Sc; dan Kaprodi Kriminilogi Untung Sumarwan, M.Krim.
Pada 17 Juli 2018, peserta juga berkesempatan melakukan kunjungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur. Kunjungan ini disambut baik oleh pihak kedutaan dengan dilaksanakannya kuliah umum oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur. Kegiatan ini diawali dengan sambutan oleh Dekan FISIP Fahlesa Munabari, Ph. D yang menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada pihak KBRI Kuala Lumpur yang telah bersedia menerima kunjungan ini. Beliau juga berharap melalui kunjungan ini, para mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak mengenai KBRI maupun isu-isu terkait Indonesia dan Malaysia.
Kuliah umum ini dihadiri langsung oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof.Dr.Ir. Ari Purbayanto, M.Sc, sebagai narasumber. Dalam pemaparannya beliau menjelaskan beberapa program yang telah dilaksanakan oleh KBRI Kuala Lumpur untuk mengatasi permasalahan pendidikan pekerja migran asal Indonesia salah satunya dengan membuka layanan pendidikan non formal bagi masyarakat Indonesia secara gratis. Program yang disebut dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ini menyediakan bimbingan belajar hingga penyelenggaraan ujian yang disetarakan. Program layanan pendidikan ini bertujuan untuk memberikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia yang sebelumnya tidak dapat mengakses jenjang pendidikan.
Permasalahan pendidikan tidak hanya terjadi pada para pekerja migran, tetapi juga bagi anak-anak para pekerja khususnya yang bekerja di ladang kelapa sawit. Untuk itu, pihak KBRI menerapkan program pembangunan Community Learning Center (CLC) oleh perusahaan di ladang kelapa sawit bagi anak-anak pekerja migran Indonesia ini. Sampai saat ini sudah tersedia sekitar kurang lebih 40 CLC yang dibangun oleh perusahaan kelapa sawit bagi anak-anak pekerja Indonesia. Perusahaan juga kemudian merekrut guru WNI untuk dapat mengajar anak-anak Indonesia.
Selain membahas mengenai pendidikan, beliau juga menyinggung sedikit mengenai pemilu yang akan dilaksanakan tahun 2019, di mana KBRI Kuala Lumpur telah membentuk Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Malaysia. Untuk saat ini PPLN sedang berupaya dalam mengumpulkan data jumlah WNI pemilih sementara. Kegiatan kunjungan ini kemudian diakhiri dengan sesi diskusi antar mahasiswa dengan narasumber dan kemudian penyerahan plakat oleh masing-masing instansi serta foto bersama.