Salam Budi Luhur!
Program Studi Hubungan Internasional kembali menyelenggarakan FISIP Seminar Series yang mengangkat tema “Diplomasi Sawit Indonesia: Perkembangan dan Tantangan”. Pada kesempatan ini, Bapak Drs. Dindin Wahyudin, DEA, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Multilateral, Kementerian Luar Negeri RI hadir sebagai narasumber. Kegiatan yang berlangsung pada hari Kamis, 2 Mei 2019 ini dimoderatori oleh Bapak Andrea Abdul Rahman Azzqy selaku dosen Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Budi Luhur. Acara ini dihadiri oleh para mahasiswa/i Universitas Budi Luhur serta beberapa siswa/i SMA sederajat di Jakarta dan sekitarnya. Acara dibagi menjadi 2 sesi yaitu, sesi pertama adalah penyampaian materi dan sesi kedua adalah sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.
Seminar dimulai pada pukul 09.15 yang dibuka dengan sambutan oleh Dekan FISIP, Bapak Dr. Rusdiyanta, M.Si dan juga Deputi Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bapak Dr. Wendi Usino, M.Sc, MM. Dalam sambutannya, Bapak Rusdi mengatakan bahwa kelapa sawit merupakan isu low politic dan termasuk dalam pembahasan ekonomi politik internasional karena kelapa sawit tidak hanya masalah ekonomi tetapi juga masalah politik. Diplomasi Sawit diharapkan akan meningkatkan posisi Indonesia dalam forum internasional.
Bapak Wendi Usino mengatakan bahwa Indonesia merupakan produsen minyak berbasis kelapa sawit terbesar di dunia. Namun, produk minyak kelapa sawit Indonesia juga mengalami banyak tantangan dan hambatan di dunia Internasional seperti kampanye di Eropa yang menyatakan bahwa kelapa sawit kurang bagus. Sama dengan yang disampaikan Bapak Rusdi, Bapak Wendi berharap dengan diadakannya seminar ini, pikiran kita mengenai kelapa sawit akan terbuka dengan cara ikut serta dalam menjaga dan mempromosikan kelapa sawit Indonesia.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Bapak Dindin Wahyudin yang dipandu oleh Bapak Andrea sebagai moderator. Menurut pemateri, kehidupan di dunia ini tidak lepas dari penggunaan minyak kelapa sawit. Indonesia sendiri merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, disusul dengan Malaysia setelah itu Kolombia. Sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, industri kelapa sawit banyak menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat kemiskinan. Di Indonesia, minyak kelapa sawit sudah memenuhi 6 poin SDGs (Sustainable Development Goals), yaitu: mengurangi tingkat kemiskinan (1), mengurangi kesenjangan sosial (10), meningkatkan kesehatan (3), climate action (13), dan meningkatkan ekonomi nasional (8). Setelah sesi pemaparan materi selesai, acara dilanjutkan dengan 2 (dua) sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Setiap sesi tanya jawab memfasilitasi 2 orang penanya. Peserta yang menyampaikan pertanyaan bukan hanya berasal dari mahasiswa tetapi juga dari para siswa/i tamu undangan.
Seminar berakhir pada pukul 11.40 WIB yang berlangsung secara aktif dan interaktif. Acara kemudian ditutup dengan sesi penyerahan plakat dan souvenir kepada pembicara dan moderator oleh Dekan FISIP, Bapak Rusdiyanta, dan oleh Ketua Program Studi Hubungan Internasional, Ibu Elistania, M.Si. Penutupan seminar dilanjutkan dengan sesi foto bersama, makan siang, dan ramah tamah.